Segala puji bagi Allah Rabb
semesta alam yang telah menciptakan masa keemasan bagi hamba-Nya yang hidup di
muka bumi ini, yaitu masa muda, sebuah masa indah untuk menanam kebaikan yang
akan dipetik di akhirat kelak. Salam dan shalawat semoga senantiasa tercurahkan
kepada Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam, keluarga beliau, para sahabat
dan pengikut beliau sampai hari kiamat kelak. Amin.
Masa muda adalah sebuah kata
yang identik dengan jiwa yang penuh semangat, optimisme, percaya diri, penuh
energi, penuh impian dan cita-cita. Pemuda di setiap zaman dan ruang merupakan
ujung tombak yang memiliki peran dan andil besar dalam Islam. Seorang Pemuda
hebat seperti Usamah bin Zaid yang di usia 18 tahun sudah menjadi panglima
perang menghadapi romawi, Umar bin Abdul Aziz usia 22 tahun menjadi gubernur
Madinah, Imam Syafi’i usia 15 tahun sudah menjadi seorang mufti, dan Muhammad
Al Fatih pada usia 22 tahun sudah menjadi sulthan bahkan setelah 2 tahun
menjabat berhasil menaklukan benteng legendaris Konstatinopel pada usia 24
tahun.
Sebuah peran pemuda Islam akan
nampak jelas dengan sebuah diskripsi, gambaran dan perumpamaan, karena
perumpamaan merupakan salah satu metode Al-Qur’an dan As-Sunnah dalam
menerangkan hakikat suatu makna, mendekatkan dan mempermudah pemahaman,
Allah Ta’ala berfirman :
“ Sesungguhnya Allah tidak segan
membuat perumpamaan seekor nyamuk atau yang lebih kecil dari itu “ (Al-Baqarah
: 26 ).
Pemuda Bagaikan Generator Sebuah
generator yang memiliki medan magnet, yang bergerak kencang mampu menggerakkan
roda-roda sehingga dapat berputar dengan baik mengitari jalan-jalan kehidupan.
Begitulah seseorang yang mempunyai jiwa penggerak, yang didasari oleh rasa
kepedulian dan ikatan batin karena merasa sedih melihat kondisi masyarakat yang
lalai akan hakikat hidup, sehingga mereka terbuai oleh impian dan angan-angan
semu dalam tidur lelap mereka. Maka, seorang pemuda yang mempunyai jiwa
penggerak akan membangunkan dan berusaha menyadarkan saudaranya dari kelalaian
dalam memahami arti sebuah kehidupan, sehingga dia pun tidak rela dan tinggal
diam melihat musuh – musuh Islam leluasa mengibarkan sayap-sayap kebatilan
mereka untuk mematikan cahaya Islam dan memperdaya kaum muslimin, bahkan ia
akan membangkitkankan semangat perjuangan dakwah sebagai bukti kecintaan kepada
Allah dan Rasul-Nya.
Begitulah perumpamaan seseorang
yang bisa mewarnai kehidupan orang lain yang diibaratkan pula dengan seorang
penjual minyak wangi. Rasulullah sholallahu alaihi wa sallam bersabda :
“ Permisalan antara teman baik dan buruk
adalah seperti penjual minyak wangi dan pandai besi, adapun penjual minyak
wangi bisa jadi ia akan memberikan minyak wangi kepadamu atau kamu membeli
darinya atau kamu mendapatkan bau harum darinya, adapun pandai besi bisa jadi
akan membakar bajumu atau engkau mendapatkan bau yang tidak sedap darinya”.
(HR. Bukhori, No.5534).
Maka jadilah seorang pemuda yang mampu
mengerakkan roda-roda dakwah di tengah kebersamaan dan kehangatan keluarga
dengan membacakan kitabullah dan sunnah Nabi-Nya, sehingga rumah dipenuhi
dengan ketenangan dan cahaya keimanan. Demikian pula seorang pemuda muslim
jadilah seorang yang mampu menggerakan roda-roda dakwah di sekolahan, kampus
dan lingkungan masyarakat sehingga dapat berputar mengitari medan-medan dakwah dalam
mengarungi semudara kehidupan. Pemuda Bagaikan Seorang Nahkoda Seorang nahkoda
memiliki tugas dan misi mengarahkan perahu agar dapat membawa penumpang ke
tempat tujuan dengan selamat. Demikianlah pemuda Islam yang mengemban risalah
dakwah mampu mengarahkan perahu yang membawa amanah dakwah, sehingga dapat
berjalan terarah, tidak tersesat dan sampai tujuan dengan selamat. Pemuda Islam
mampu mengarahkan perahu dakwah di kampus dan masyarakat agar dapat berjalan
menuju masa depan yang cerah, ia mampu mengarahkan manusia menuju kebaikan bagi
diri mereka, sehingga apabila melihat saudaranya yang sedang berjalan salah
arah, ia akan segera menggandeng tangan saudaranya seraya ia ajak ke arah yang
benar dengan penuh kelembutan. Demikianlah jiwa pemuda Islam, yang memiliki
jiwa kasih sayang sehingga senantiasa menginginkan kebaikan bagi saudaranya,
yang merupakan bukti kesempurnaan imannya,Rasulullah shalallahu alahi wa sallam
bersabda:
“ Tidak sempurna iman salah
seorang diantara kalian sehingga ia mencintai kebaikan bagi saudaranya
sebagaimana ia mencintai kebaikan bagi dirinya sendiri ( HR. Tirmidzi, no.2515
).
Sikap seorang pemuda bagaikan nahkoda adalah
tercermin pada sikap yang selalu mengarahkan dan membimbing organisasi dakwah
yang ada, ia akan mengarahkan bagaimana mewujudkan Taman Pendidikan Al-Quran
yang berkualitas sehingga menghasilkan anak – anak Islam yang cinta kepada
Allah dan Rasul-Nya, ia akan menyetir dan mengarahkan organisasi Ikatan Remaja
Masjid yang menghasilkan seorang pemuda yang hatinya selalu condong dan terikat
kepada masjid, ia akan mengarahkan organisasi ROHIS di sekolah yang
siap mencetak pemuda dan pemudi islam yang siap menghadapi tantangan zaman di
era globalisasi sekarang ini yang penuh dengan hal-hal yang membawa kepada
kesesatan, seperti menjamurnya paham liberalisme di kampus-kampus, pemahaman
syiah rafidhah yang sedang mengintai lengahnya pemuda dan pemudi muslim, dan
firqoh-firqoh sesat lainnya yang sedang menggerogoti aqidah pemuda dan pemudi
Islam. Pemuda Bagaikan Batu Karang Demikan pula sebongkah batu keras yang kokoh
diterpa deruan ombak yang bertubi- tubi, sebuah batu yang tidak akan mudah
lapuk di telan masa. Begitulah gambaran seseorang pemuda yang mampu teguh dan
kokoh dalam mengemban risalah dakwah, meskipun berbagai badai ujian datang
menerpa, semangat dakwahnya tidak akan luntur, ia tegar menghadapi musuh-musuh
dakwah, semua ini dikarenakan keteguhan yang telah Allah berikan, serta
keimanan yang telah menghujam ke dalam relung hati, sehingga hati kecilnya
berkata:
”Wahai Allah teguhkanlah hatiku
di medan dakwah dan hilangkan rasa gentarku dalam menghadapi musuh-musuhku “.
Demikianlah pemuda muslim yang
siap menghadapi musuh-musuh dakwah, ia tidak akan mundur meskipun melihat musuh
bagaikan awan hitam yang bertumpuk-tumpuk, karena dalam relung hati telah
tertancap keyakinan bahwa kemenangan dan pertolongan akan datang. Allah Ta’ala
berfirman :
“Allah meneguhkan (iman) orang- orang yang
beriman dengan ucapan yang teguh (dalam kehidupan) di dunia dan di akhirat… “
(Ibrahim : 27 ).
Dunia sekarang ini sangat
membutuhkan seorang pemuda yang bermental baja, tidak mudah menyerah dan putus
asa, mampu mengemban risalah dakwah yang terasa berat dan penuh resiko, kerena
ia yakin bahwa jalan dakwah tidaklah mudah, bahkan penuh rintangan yang siap
menghadang. Apabila perasaan ini sudah tertancap dalam relung sanubari pemuda
muslim, maka dia tidak akan ragu memulai dakwah di masyarakat, ia tidak takut
akan celaan manusia, tidak gentar dengan gangguan dan ancaman dari manusia,
karena ia sadar bahwa dakwah adalah sebuah amanah dan tanggung jawab yang harus
ditunaikan, masa depan agama keluarga, masyarakat dan bangsa adalah di tangan
pemuda muslim, maka seorang pemuda muslim tidak segan dalam membangun dan ikut
berpartisipasi dalam organisasi keagamaan di masyarakat, seperti : Ikatan
Remaja Masjid, dan juga organisasi keagamaan yang ada di sekolah dan kampus,
seperti : ROHIS dan lain-lainnya.
Pemuda Bagaikan Burung Elang
Demikian pula seorang pemuda muslim yang cermat dan teliti bagaikan seekor
burung elang. Seekor burung elang dengan kepakan sayap yang kuat mampu terbang
tinggi di angkasa, sehingga memiliki pandangan yang luas dan mata yang tajam
dalam mengincar mangsanya yang siap diterkam. Begitulah seorang pemuda yang
memiliki pandangan yang luas dan mata yang tajam tentang medan dakwah, sehingga
ia mampu memanfaatkan peluang di setiap kesempatan untuk ditanamkan nilai –
nilai dakwah. Begitulah seorang pemuda yang membawa keberkahan di setiap tempat
dan keadaan, ia tidak akan membiarkan waktu berlalu tanpa disertai dengan nilai
dakwah, bahkan yang ada dalam sanubarinya seraya hati kecilnya berkata “
Hidup Adalah untuk Dakwah “.
Demikianlah gambaran seorang
Nabi yang Allah jelaskan dalam firmannya
“Dan Dia menjadikan aku seorang
yang diberkahi dimana saja aku berada dan Dia memerintahkan kepadaku sholat dan
zakat selama aku hidup” (Maryam : 31 ).
Syaikh As- Sa’di berkata : “
Yaitu diberkahi dimana saja dan kapan saja, maka barakah telah Allah jadikan
pada diriku yang berupa mengajarkan kebaikan, mendakwahkannya, melarang dari
keburukan dan berdakwah kepada Allah dengan perkataan dan perbuatan. Maka
setiap orang yang duduk dan berkumpul bersamanya akan mendapatkan barakahnya
dan bahagia bersamanya. (Tafsir As – Sa’di: 492).
Seekor burung elang akan
berhasil mendapatkan mangsa apabila bersabar dalam mencarinya dan disertai
keyakinan bahwa ia akan mendapatkan mangsanya, demikian pula keberhasilan
seorang pemuda akan tercapai apabila memiliki kesabaran dalam mengarungi medan
dakwah dan yakin dengan janji Allah bahwa kemenangan dan pertolongan sangatlah
dekat. Allah Ta’ala berfirman:
“Dan kami jadikan diantara mereka
itu pemimpin – pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami selama
mereka bersabar dan mereka meyakini ayat – ayat kami“ (As- Sajdah : 24).
Rasulullah shalallahu alaihi
wasallam juga mengajarkan sebuah doa :
Wahai Allah hiasilah diri kami
dengan perhiasan iman dan jadikanlah kami orang yang memberi petunjuk dan
mendapatkan petunjuk“. ( HR. An- Nasai, No.1305 ).
Semoga seorang pemuda muslim yang berwawasan
luas memiliki kepekaan dan cermat di dalam melihat sebuah peluang dakwah di
lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah, bangsa dan negaranya.
Semoga tulisan ini bisa memberikan inspirasi bagi
pembaca dalam mamahami dan mengaplikasikan hakikat peran pemuda dalam Islam.
SEMOGA BERMANFAAT
BalasHapus