Bp. Wiyono, Spd. (Kaproli Jurusan Administrasi perkatoran) SMKN 1 PEDAN |
Marilah kita tingkatkan kualitas taqwa kita pada
Allah dengan berupaya maksimal melaksanakan apa saja perintah-Nya yang
termaktub dalam Al-Qur’an dan juga Sunnah Rasul SAW. Pada waktu yang sama kita
dituntut pula untuk meninggalkan apa saja larangan Allah yang termaktub dalam
Al-Qur’an dan juga Sunnah Rasul Saw. Hanya dengan cara itulah ketakqawaan kita
mengalami peningkatan dan perbaikan….
Kata Sombong, angkuh, besar kepala adalah
kata-kata yang menjadi satu makna. Yaitu menganggap dirnya lebih tinggi lebih
mulia dari pada lainnya. Sifat sombong bisa menimbulkan permusuhan dan
hilangnya rasa keakraban antara sesama manusia.
Rosulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Muslim bersumber dari Abdullah bin Mas’ud:
لَايَدْخُلُ اْلجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِى قَلْبِهِ مِثقَالَ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ فَقَالَ رَجُلٌ اِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ اَنْ يَكُوْنَ ثَوْبَهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً قَالَ : اِنَّ اللهَ جَمِيْلٌ يُحِبُّ
اْلجَمَالَ وَاْلكِبْرُ بَطَرُ اْلحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ. رواه مسلم.
Artinya: Tidak masuk surga orang yang
didalam hatinya ada sedikit kecil kesombongan. Lalu ada seorang laki-laki
berkata:”Sesungguhnya ada seseorang yang senang pakaiannnya bagus dan sandalnya
juga bagus””. Beliau lalu bersabda: “sesungguhnya Allah itu indah yang
senang keindahan. Sedang sombong itu menolak kebenaran dan merendahkan orang.
(HR. Muslim)
Dari hadits Rosulullah SAW, diatas itu dapat
diambil suatu pelajaran bahwa pintu sorga tertutup bagi setiap orang yang
didalam hatinya ada sifat kesombongan. Tetapi seseorang itu tidak bisa
dikatakan sombong hanya karena ia suka pakaian yang bagus-bagus. Sedang arti
sombong yang sesungguhnya ialah tidak menerima kebenaran dan menganggap rendah
orang lain.
Ada tiga (3) macam takabur atau kesombongan
yaitu:
1. Takabur / sombong
kepada Allah
Yaitu mengabaikan tidak menghiraukan terhadap
atau tidak memperdulikan terhadap agama Allah, tidak takut kepada ancaman Allah
serta meremehkan dan mengabaikan syari’at (peraturan) agama. Shalat, zakat,
haji adalah perintah Allah SWT tapi dia dengan tidak ada perasaan berdosa
meninggalkannya. Keadaan yang demikian telah disinyalir dalam firman
Allah:
اِنَّ
الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِىْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ
دَاخِرِيْنَ (المؤمن : 60)
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang
menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan
hina. (QS. Lukman :60)
2. Takabur
terhadap Rasul
Yaitu enggan dan meerasa hina untuk mengikuti
petunjuk Rasul, tidak sudi mengikuti Nabi Muhammad SAW. Sikap takabbur demikian
ini banyak dimiliki kaum Quraisy dimasa Nabi. Sebab mereka sama anggapan bahwa
beliau SAW. Anak Yatim yang tidak punya harta. Sedangkan beliau sebagai
Rasulullah Saw. Begitu juga kebanyakan bangsa Yahudi segan mengikuti ajaran
Rasulullah SAW, sebab mereka sama beranggapan, hanya bangsa Yahudillah yang
berhak menerima kenabian. Dan sampai sekarangpun ada sementara manusia yang
merasa hina melaksanakan perintah agama, ia menganggap bahwa perintah agama
sudah usang dan kolot, merasa malu dengan memakai pakaian sholat pergi ke
masjid untuk melaksanakan sholat jama’ah, malu membawa serta membaca Al-Qur’a
karena merasa dirinya sudah dewasa sehingga al-Qur’an
ditinggal. Perasaan sombong inilah sangat berbahaya sekali, semoga
kita terjaga dari sifat demikian ini.
3. Takabur
terhadap sesama manusia
Yakni merasa lebih mulia, lebih
terhormat, lebih agung, lebih tinggi, lebih benar, lebih kaya, lebih
cantik, lebih bahagia, lebih kuat, lebih baik dari orang lain. Ia menganggap
remeh dan hina serta menganggap orang lain tidak berharga sama
sekali dibanding dirinya sendiri. Ia menjadi gila hormat, gila pujian, dan lupa
daratan sehingga tidak suka ditegur, tidak mau menerima pandangan dari orang
lain walaupun pandangan atau nasehat itu benar.
Sifat Takabur atau sombong merupakan penyakit
yang sangat berbahaya bagi pemiliknya, karena orang yang terjangkit penyakit
ini maka hidupnya akan menjadi hina.
Sebagaimana disebutkan dalam hadits Nabi Muhammad
SAW, Beliau bersabda:
اَلْكِبْرُ
بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ ( رواه مسلم )
“Artinya:” Takabur itu menolak kebenaran dan
menghinakan hak-hak manusia. (HR. Muslim)
Kaum Muslimin rahimakumullah…
Bagaimana untuk menghindari dari sifat takabur
atau sombong ini?
Untuk menghindari sifat sombong itu kita harus
berlaku lunak dalam pergaulan. Sering-seringlah menengok para tetangga terutama
yang sering ketimpa kesusahan, ikut mengantarkan jenazah, suka berkumpul dengan
orang miskin, suka bertegur sapa sesama umat Islam, ringan kaki mendatangi
undangan, adanya kesadaran diri bahwa hidup ini tidak bisa sendiri satu sama
lain saling membutuhkan. Kalau kita ditakdirkan jadi orang kaya karena memang
adanya orang miskin, dan mereka butuh tenaga mereka untuk menggarap semua
sawah-sawahnya dan lain sebagainya.
Rasulullah SAW bersabda:
تَوَاضَعُوا
وَجَالِسُوْا المَسَاكِيْنَ تَكُونُوْا مِنْ كِبَاِراللهِ وَتُخْرِجُوْا مِنَ
الكِبْرِ (رواه ابو نعيم)
Artinya:”Tawadlu’lah kalian, duduk-duduklah
kalian dengan orang-orang miskin, pasti kalian menjadi orang besar disisi
Allah dan terbebas dari kesombongan (HR. Abu Mu’aim)
Allah juga berfirman dalam Al-Qur’an:
وَلَا
تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِى فِى اْلاَرْضِ مَرَحًا اِنَّ اللهَ لَا
يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرٍ. (لقمان : 18)
Artinya:” Dan janganlah kamu memalingkan mukamu
dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan
angkuh sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang sombong lagi membanggakan
diri ((QS. Luqman : 18)
Kiyayi ageng Wiyono al qodir asegaf..
BalasHapus