Arsip Blog

Rabu, 14 Maret 2018

Mewujudkan Muslim Berakhlak Mulia Melalui Pendidikan Karakter Sejak Dini (1)


Kedisplinan Merupakan kunci keberhasilan #pramukakadansa
Islam merupakan agama terakhir yang diturunkan Allah swt dan merupakan agama yang Rahmatan Lil’aalamiin. Maknanya, risalah Islam mampu menjangkau seluruh umat manusia hingga akhir zaman nanti (Qs. al-Anbiya’: 107). Ajaran Islam memuat seluruh perangkat aturan dan hukum yang mampu menjangkau manusia di mana pun dan kapanpun. Seluruh aspek kehidupan manusia diajarkan dalam Islam, baik itu aspek kehidupan dalam keluarga, hubungan keluarga dengan masyarakat, hingga hubungan seorang hamba kepada Tuhannya.

Salah satu aspek kehidupan yang paling  mendasar adalah kehidupan keluarga. Keluarga merupakan faktor utama pembentuk kepribadian manusia. Keluarga yang baik merupakan tempat paling aman dan nyaman bagi seluruh anggota keluarganya. Setiap anggota keluarga memiliki peranannya masing-masing. Salah satu anggota keluarga yang umumnya menjadi pusat perhatian dari anggota keluarga yang lain adalah anak. Seorang anak tentu saja harus terdidik dan terbina akhlaknya dengan baik sejak usia dini. Sebab hal ini akan mempengaruhi kehidupan dirinya di masa yang akan datang.

Prinsip Dasar Akhlak

Akhlak berasal dari bahasa Arab  yang berarti tabiat, perangai, dan kebiasaan. Dalam al-Qur’an ditemukan bentuk tunggal dari kata akhlaq yaitu khuluq (Qs. al-Qalam: 4). Akhlak ibarat kelakuan manusia yang membedakan baik dan buruk. Lalu disenangi dan dipilih yang baik untuk dipraktikkan dalam perbuatan, sedang yang buruk dibenci dan dihilangkan (Ainain, 1985:186). Kata yang setara dengan akhlak adalah karakter.

Karakter berasal dari bahasa Yunani “charassein” yang berarti “to engrave” (Ryan and Bohlin, 1999:5), yang bisa diterjemahkan dengan mengukir, melukis, memahatkan, atau menggoreskan (Echols dan Shadily, 1995:214). Menurut Thomas Lickona, karakter mulia (good character) meliputi pengetahuan tentang kebaikan (moral knowing), lalu menimbulkan komitmen (niat) terhadap kebaikan (moral feeling), dan akhirnya benar-benar melakukan kebaikan (moral behavior).

Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa karakter identik dengan akhlak, yang merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang meliputi seluruh aktivitas manusia, yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama dan budaya. Pemahaman yang baik tentang konsep akhlak merupakan sarana yang dapat mengantarkan seseorang untuk berperilaku dan berakhlak mulia seperti yang dipesankan oleh Nabi Muhammad saw dalam haditsnya, yang diriwayatkan oleh Abdullan Ibn Amr, “Sebaik-baik kamu adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. At Tirmidzi).

Keseluruhan ajaran Islam tercantum dalam al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad saw. Termasuk penentuan baik dan buruknya akhlak seseorang dinilai berdasarkan kedua sumber tersebut, bukan berdasarkan anggapan manusia. Tujuan Islam sudah pasti untuk membentuk manusia menjadi seseorang yang berkarakter dan berakhlak mulia. Akhlak dan karakter yang mulia tidaklah muncul tanpa sebab, melainkan terbentuk melalui berbagai tahap dalam kehidupan. Salah satunya melalui pendidikan karakter yang diterapkan sejak dini.

Pentingnya Pendidikan Karakter Bagi Anak

Anak merupakan karunia terindah yang diberikan Allah swt kepada sepasang suami-istri. Dalam al-Qur’an, anak digambarkan sebagai perhiasan hidup dan kesenangan di dunia (Qs. al-Kahfi: 46 dan Qs. Ali Imron: 14). Keberadaan anak dalam suatu keluarga akan menjadikan keluarga itu terasa lebih hidup, harmonis, dan menyenangkan. Anak merupakan amanah besar bagi kedua orang tua yang kelak akan dipertanggungjawabkannya di akhirat. Orang tua wajib memelihara, mendidik, menjaga, dan menyantuni anak-anak mereka dengan penuh rasa tanggung jawab dan kasih sayang. Islam menjadikan orang tua bertanggung jawab terhadap pendidikan keislaman bagi anak-anaknya sebagaiana dijelaskan dalam surat at-Tahrim ayat 6. Anak merupakan generasi penerus umat yang hendaknya telah terbina sejak masa kecilnya agar kelak mampu menjadikan dirinya sebagai manusia yang berakhlak mulia, berkarakter, dan bermanfaat bagi orang lain.

Pada usia 0 sampai 6 tahun, otak manusia berkembang dengan sangat cepat hingga 80 %. Pada usia tersebut, otak menerima dan menyerap berbagai macam informasi, tanpa melihat apakah informasi itu baik atau buruk. Pada usia ini, seorang anak akan sangat sensitif dan peka dalam mempelajari dan meniru sesuatu yang dilihat, dirasaka, dan didengarkan dari lingkungannya. Itulah masa-masa dimana perkembangan fisik, mental, maupun spiritual anak akan mulai terbentuk yang sering dinamakan sebagai masa emas anak (golden age).

Para orang tua hendaknya memanfaatkan masa emas seorang anak untuk mulai memberikan pendidikan karakter yang baik bagi anak. Pendidikan karakter yang diberikan kepada anak sejak usia dini bukanlah suatu hal yang dilakukan untuk mengekang dan menekan fitrah seorang anak. Tetapi bertujuan untuk mengembangkan potensi positif pada anak yang bersesuaian dengan fitrah anak yang hanif (condong pada kebenaran).

Ada dua aspek penting yang harus ditanamkan kepada anak-anak sejak  usia dini, yaitu iman dan akhlak. Beberapa isyarat dan petunjuk tentang pendidikan anak dikisahkan dalam alQur’an surat Luqman ayat 13 bahwa yang pertama kali diajarkan adalah tauhid (mengenal Tuhan) disusul kemudian dengan pendidikan akhlak yang dijelaskan dalam surat serupa ayat 14-17. Demikian pula dengan yang diajarkan Rasulullah, Muhammad saw,  kepada umatnya, yaitu menekankan aspek akidah lalu disusul dengan akhlak.

2 komentar:

  1. Laqod kholaqnal insaanafi ahsani taqwiim..
    Sungguh manusia adalah sebaik2 makhluk..

    BalasHapus