Kedisplinan Merupakan kunci keberhasilan #pramukakadansa |
Salah satu aspek kehidupan yang
paling mendasar adalah kehidupan keluarga. Keluarga merupakan faktor
utama pembentuk kepribadian manusia. Keluarga yang baik merupakan tempat paling
aman dan nyaman bagi seluruh anggota keluarganya. Setiap anggota keluarga
memiliki peranannya masing-masing. Salah satu anggota keluarga yang umumnya
menjadi pusat perhatian dari anggota keluarga yang lain adalah anak. Seorang
anak tentu saja harus terdidik dan terbina akhlaknya dengan baik sejak usia
dini. Sebab hal ini akan mempengaruhi kehidupan dirinya di masa yang akan
datang.
Prinsip Dasar Akhlak
Akhlak berasal dari bahasa
Arab yang berarti tabiat, perangai, dan kebiasaan. Dalam al-Qur’an
ditemukan bentuk tunggal dari kata akhlaq yaitu khuluq (Qs.
al-Qalam: 4). Akhlak ibarat kelakuan manusia yang membedakan baik dan buruk.
Lalu disenangi dan dipilih yang baik untuk dipraktikkan dalam perbuatan, sedang
yang buruk dibenci dan dihilangkan (Ainain, 1985:186). Kata yang setara dengan
akhlak adalah karakter.
Karakter berasal dari bahasa
Yunani “charassein” yang berarti “to engrave” (Ryan and Bohlin,
1999:5), yang bisa diterjemahkan dengan mengukir, melukis, memahatkan, atau
menggoreskan (Echols dan Shadily, 1995:214). Menurut Thomas Lickona, karakter
mulia (good character) meliputi pengetahuan tentang kebaikan (moral
knowing), lalu menimbulkan komitmen (niat) terhadap kebaikan (moral feeling),
dan akhirnya benar-benar melakukan kebaikan (moral behavior).
Dari pengertian di atas dapat
dipahami bahwa karakter identik dengan akhlak, yang merupakan nilai-nilai
perilaku manusia yang meliputi seluruh aktivitas manusia, yang terwujud dalam
pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma
agama, hukum, tata krama dan budaya. Pemahaman yang baik tentang konsep akhlak
merupakan sarana yang dapat mengantarkan seseorang untuk berperilaku dan
berakhlak mulia seperti yang dipesankan oleh Nabi Muhammad saw dalam haditsnya,
yang diriwayatkan oleh Abdullan Ibn Amr, “Sebaik-baik kamu adalah yang
paling baik akhlaknya.” (HR. At Tirmidzi).
Keseluruhan ajaran Islam
tercantum dalam al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad saw. Termasuk penentuan baik
dan buruknya akhlak seseorang dinilai berdasarkan kedua sumber tersebut, bukan
berdasarkan anggapan manusia. Tujuan Islam sudah pasti untuk membentuk manusia
menjadi seseorang yang berkarakter dan berakhlak mulia. Akhlak dan karakter
yang mulia tidaklah muncul tanpa sebab, melainkan terbentuk melalui berbagai
tahap dalam kehidupan. Salah satunya melalui pendidikan karakter yang
diterapkan sejak dini.
Pentingnya Pendidikan Karakter Bagi Anak
Anak merupakan karunia terindah
yang diberikan Allah swt kepada sepasang suami-istri. Dalam al-Qur’an, anak
digambarkan sebagai perhiasan hidup dan kesenangan di dunia (Qs. al-Kahfi: 46
dan Qs. Ali Imron: 14). Keberadaan anak dalam suatu keluarga akan menjadikan
keluarga itu terasa lebih hidup, harmonis, dan menyenangkan. Anak merupakan
amanah besar bagi kedua orang tua yang kelak akan dipertanggungjawabkannya di
akhirat. Orang tua wajib memelihara, mendidik, menjaga, dan menyantuni
anak-anak mereka dengan penuh rasa tanggung jawab dan kasih sayang. Islam
menjadikan orang tua bertanggung jawab terhadap pendidikan keislaman bagi
anak-anaknya sebagaiana dijelaskan dalam surat at-Tahrim ayat 6. Anak merupakan
generasi penerus umat yang hendaknya telah terbina sejak masa kecilnya agar
kelak mampu menjadikan dirinya sebagai manusia yang berakhlak mulia,
berkarakter, dan bermanfaat bagi orang lain.
Pada usia 0 sampai 6 tahun, otak
manusia berkembang dengan sangat cepat hingga 80 %. Pada usia tersebut, otak
menerima dan menyerap berbagai macam informasi, tanpa melihat apakah informasi
itu baik atau buruk. Pada usia ini, seorang anak akan sangat sensitif dan peka
dalam mempelajari dan meniru sesuatu yang dilihat, dirasaka, dan didengarkan
dari lingkungannya. Itulah masa-masa dimana perkembangan fisik, mental, maupun
spiritual anak akan mulai terbentuk yang sering dinamakan sebagai masa emas
anak (golden age).
Para orang tua hendaknya
memanfaatkan masa emas seorang anak untuk mulai memberikan pendidikan karakter
yang baik bagi anak. Pendidikan karakter yang diberikan kepada anak sejak usia
dini bukanlah suatu hal yang dilakukan untuk mengekang dan menekan fitrah
seorang anak. Tetapi bertujuan untuk mengembangkan potensi positif pada anak
yang bersesuaian dengan fitrah anak yang hanif (condong pada
kebenaran).
Ada dua aspek penting yang harus
ditanamkan kepada anak-anak sejak usia dini, yaitu iman dan akhlak.
Beberapa isyarat dan petunjuk tentang pendidikan anak dikisahkan dalam alQur’an
surat Luqman ayat 13 bahwa yang pertama kali diajarkan adalah tauhid (mengenal
Tuhan) disusul kemudian dengan pendidikan akhlak yang dijelaskan dalam surat
serupa ayat 14-17. Demikian pula dengan yang diajarkan Rasulullah, Muhammad
saw, kepada umatnya, yaitu menekankan aspek akidah lalu disusul dengan
akhlak.
SANGAT BERMANFAAT
BalasHapusLaqod kholaqnal insaanafi ahsani taqwiim..
BalasHapusSungguh manusia adalah sebaik2 makhluk..