قَدْ كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ
عَنْ زِيَارَةِ القُبُورِ، فَقَدْ أُذِنَ لِمُحَمَّدٍ فِي زِيَارَةِ قَبْرِ أُمِّهِ،
فَزُورُوهَا فَإِنَّهَا تُذَكِّرُ الآخِرَةَ
Artinya: “Sungguh dahulu aku
melarang kalian untuk berziarah kubur. (Kini) telah diijinkan bagi Muhammad
untuk berziarah ke kubur ibunya. Maka berziarah kuburlah kalian, karena
sesungguhnya ziarah kubur dapat mengingatkan akan akhirat.”
Dalam riwayat Imam Muslim Rasul
menuturkan:
فَزُورُوا الْقُبُورَ فَإِنَّهَا
تُذَكِّرُ الْمَوْتَ
Artinya: “Maka berziarah kuburlah
kalian, karena sesungguhnya ziarah kubur itu dapat mengingatkan pada kematian.”
Jamaah Smoker Ngabar Goes To Bayat |
Dalam beberapa riwayat kita bisa
menjumpai keterangan bahwa Rasulullah pernah berziarah ke makam ibundanya
Sayidatina Aminah. Beliau juga berziarah ke komplek pemakaman Baqi’ untuk
menziarahi ahli kubur para sahabat yang gugur di perang Badar dan Uhud.
Hadits riwayat Imam Muslim dari
Abu Hurairah:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ:
زَارَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَبْرَ أُمِّهِ، فَبَكَى وَأَبْكَى
مَنْ حَوْلَهُ
Artinya: “Nabi Muhammad shallallâhu
‘alaihi wa sallama pernah berziarah ke kubur ibundanya, maka beliau
menangis dan menjadikan orang di sekitarnya menangis.”
Imam Malik dalam Muwatho’-nya
juga meriwayatkan:
إِنِّي بُعِثْتُ إِلَى أَهْلِ
الْبَقِيعِ لِأُصَلِّيَ عَلَيْهِمْ
Artinya: “Sesungguhnya aku diutus
(untuk berziarah) ke ahlul baqi’ untuk mendoakan mereka.”
Di Indonesia sebagian besar
masyarakat muslim melakukan ziaran kubur dengan berbagai macam mitivasi. Ada di
antara mereka yang aktif berziarah kubur ke makam orang tua setiap hari
tertentu untuk berkirim do’a, ada juga yang pada bulan-bulan tertentu secara
rombongan berziarah ke makam para wali dan kiai dengan tujuan bertabarruk, dan
lain sebagainya.
Syekh Nawawi Banten dalam
kitabnya Nashâihul ‘Ibâd menuturkan ada 4 (empat) macam
motivasi orang melakukan ziarah kubur:
Pertama, ziarah
kubur dengan tujuan untuk mengingat mati dan akhirat. Ziarah dengan motivasi
ini bisa hanya dengan melihat kuburan atau komplek pemakaman saja tanpa harus
tahu siapa yang bersemayam di dalam kuburan. Tidak harus kuburan orang muslim,
bahkan kuburan orang kafir sekalipun bisa menjadi sarana untuk menjadikan
seorang muslim mengingat kematian dan kehidupan akhirat yang pada saatnya nanti
akan ia lakoni.
Kedua, ziarah kubur
dengan tujuan untuk mendoakan orang yang ada di dalam kuburan. Menurut Syekh
Nawawi ziarah dengan tujuan ini disunahkan bagi setiap orang muslim. Tentunya
kuburan yang dikunjungi juga kuburan yang di dalamnya bersemayam jenazah orang
muslim, pun tidak harus kuburan keluarga sendiri.
Di Indonesia ada beberapa daerah
yang memiliki budaya di mana pada waktu-waktu tertentu—biasanya menjelang puasa
Ramadhan—masyarakat kampung berkumpul di satu komplek pemakaman untuk
bersama-sama mendo’akan ahli kubur yang ada di komplek tersebut, baik ahli
kubur itu keluarga sendiri maupun orang lain. Kegiatan semacam ini lazim
disebut dengan nyadran.
Kebetulan cara kami mencari ketentraman "SAMA" |
Ziarah dengan motivasi ini juga
sangat sering dilakukan oleh masyarakat muslim di Indonesia khususnya warga
Nahdliyin. Pada waktu-waktu tertentu mereka secara berombongan berziarah ke
makam para wali dan para kiai yang dipandang memiliki kedekatan dengan Allah
dan berjasa dalam berdakwah menebarkan agama Islam di masyarakat.
Keempat, ziarah
kubur dengan motivasi untuk memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti
ziarah ke makam orang tua.
Di daerah tertentu ada budaya di mana setiap hari Jumat Kliwon, atau di sore hari Kamis sebelum Jumat Kliwon masyarakat menziarahi makam orang tuanya. Ini dilakukan sebagai tanda bakti seorang anak bagi orang tuanya. Meski mendo’akan orang tua bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja namun dengan menziarahi kuburnya di waktu tertentu diharapkan akan menjadikan si anak akan selalu ingat dan tidak dengan mudah melupakan akan jasa orang tua.
Di daerah tertentu ada budaya di mana setiap hari Jumat Kliwon, atau di sore hari Kamis sebelum Jumat Kliwon masyarakat menziarahi makam orang tuanya. Ini dilakukan sebagai tanda bakti seorang anak bagi orang tuanya. Meski mendo’akan orang tua bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja namun dengan menziarahi kuburnya di waktu tertentu diharapkan akan menjadikan si anak akan selalu ingat dan tidak dengan mudah melupakan akan jasa orang tua.
Dari pembahasan singkat di atas,
berziarah dengan motivasi yang manapun, ada yang perlu diperhatikan oleh mereka
yang melakukan ziarah kubur. Semestinya ziarah kubur dilakukan sesuai tuntunan
syari’at tanpa ada motivasi-motivasi lain yang bertentangan dengan apa yang
diajarkan oleh agama melalui para ulama. Wallâhu a’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar