Dalam perjalanan hidup, kita
seringkali menemukan berbagai masalah, hambatan dan rintangan yang membuat
hidup menjadi terasa lebih menyulitkan. Sebuah keadaan yang hampir pasti
senantiasa dan harus hadir dalam setiap kehidupan. Saat itulah kita disunnahkan
untuk melaksanakan sholat hajat.
Mari kita bersama mempelajari
tentang sholat hajat, beserta dengan doa, hikmah dan dalil-dalil yang
mendasarinya.
|
Memahami Kehadiran Allah sebagai Maha Pemberi Solusi |
Memahami Kehadiran Allah
sebagai Maha Pemberi Solusi
Allah telah mensifati manusia
sebagai makhluk yang lemah, yang senantiasa membutuhkan pertolongan dan
bantuan. Sementara itu Allah sendiri hadir sebagai Zat Maha Penolong dan Maha
Kuasa atas segala sesuatu.
Allah juga Maha Mengetahui,
sehingga sejatinya Dia telah mengetahui berbagai masalah dan keadaan yang
menghimpit kita. Dengan sifat Maha Tahu-nya Allah tersebutlah kita memohon
bantuan dan pertolongan atas berbagai masalah yang kita hadapi.
Allah SWT berfirman,
وَإِذَاسَأَلَكَ عِبَادِى
عَنِّى فَإِنِّى قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا۟لِى
وَلْيُؤْمِنُوا۟بِى لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
“Dan apabila hamba-hamba-Ku
bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat.
Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia ia memohon kepada-Ku,
maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka
beriman kepada-Ku, agar mereka selalu dalam kebenaran.” (Q.S. Al Baqoroh : 186)
وَقالَ رَبُّكُمُ ادعوني
أَستَجِب لَكُم ۚ إِنَّ الَّذينَ يَستَكبِرونَ عَن عِبادَتي سَيَدخُلونَ جَهَنَّمَ
داخِرينَ
“Dan Tuhanmu berfirman:
“Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya
orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka dalam
keadaan hina dina.” (Q.S. Ghafir : 60)
Dalam dua ayat Al Qur’an diatas
diketahui jika Allah telah menghadirkan solusi untuk berbagai masalah dan
berbagai kebutuhan yang kita miliki, yaitu dengan do’a. Allah hadir selain dari
Yang Maha Pengabul Do’a dan ditegaskan pula dengan penegasan jaminan bahwa do’a
tersebut pasti akan dikabulkan.
Allah pun telah menghadirkan
Rasulullah SAW sebagai penyampai syariat terbaik bagi umat manusia. Segala
keteladanan dalam beragama ada dalam diri beliau, mulai dari tata cara ibadah,
akhlak-akhlak dalam kehidupan hingga dalam tata cara berdo’a.
Allah telah menjadikan Islam
sebagai agama yang sempurna, dengan kehadiranNya, firmanNya dan penyampai
risalah serta keteladanan akan kebenaran menjadikan kehidupan kita menjadi
lebih terarah. Maka patutlah kita bersyukur, karena Allah telah memberikan kita
hidayah dan taufiq sebagai seorang muslim.
Cara Terbaik adalah yang
Rasulullah Contohkan
Dalam pembahasan diatas,
sedikitnya kita telah mengetahui jika Rasulullah SAW adalah sosok insan yang
membawa keteladanan terbaik bagi umat Islam. Kehadirannya adalah syariat,
setiap ucapan dan tindakannya adalah tuntunan dan kita tentu mengenalnya dengan
istilah Sunnah.
Allah SWT berfirman,
قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ
مِّثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَمَن كَانَ يَرْجُو
لِقَاء رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلاً صَالِحاً وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ
أَحَداً
Katakanlah: Sesungguhnya aku ini
manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: “Bahwa sesungguhnya Tuhan
kamu itu adalah Tuhan yang Esa”. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan
Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia
mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya”. (Q.S. Al-Kahfi :
110)
Ayat ini menunjukan jika sosok
Rasulullah adalah sosok yang ideal untuk diteladani dan diikuti. Hal ini
disebabkan karena beliau pada dasarnya adalah sosok manusia biasa, yang
sebagaimana manusia pada umumnya pernah merasakan sedih, bahagia, salah, lupa
dan sifat manusiawi lainnya. Pendekatan ini pada akhirnya menjadikan sosok
Rasulullah sebagai sosok yang ideal dan patut diikuti oleh manusia mana pun dan
kalangan apa pun.
Salah satu dari sekian banyak
sunnah yang telah beliau contohkan adalah tata cara berdo’a dikala memiliki
kebutuhan dan ketika menghadapi permasalahan.
أَنَّ رَجُلاً ضَرِيرَ الْبَصَرِ
أَتَى النَّبِيَّ فَقَالَ: ادْعُ اللهَ لِي أَنْ يُعَافِيَنِي. فَقَالَ: إِنْ شِئْتَ
أَخَّرْتُ لَكَ وَهُوَ خَيْرٌ وَإِنْ شِئْتَ دَعَوْتُ. فَقَالَ: ادْعُهْ. فَأَمَرَهُ
أَنْ يَتَوَضَّأَ فَيُحْسِنَ وُضُوءَهُ وَيُصَلِّىَ رَكْعَتَيْنِ وَيَدْعُوَ بِهَذَا
الدُّعَاءِ: اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ وَأَتَوَجَّهُ إِلَيْكَ بِمُحَمَّدٍ نَبِيِّ
الرَّحْمَةِ. يَا مُحَمَّدُ، إِنِّي قَدْ تَوَجَّهْتُ بِكَ إِلَى رَبِّي فِي حَاجَتِي
هَذِهِ لِتُقْضَى. اللَّهُمَّ فَشَفِّعْهُ فِيَّ
“Seorang buta datang kepada Nabi
SAW lalu mengatakan,” Berdo’alah engkau kepada Allah untukku agar
menyembuhkanku.” Beliau SAW mengatakan,”Apabila engkau mau, aku akan menundanya
untukmu (di akhirat) dan itu lebih baik. Namun, apabila engkau mau, aku akan
mendo’akanmu.” Orang itu pun mengatakan,”Do’akanlah.” Nabi SAW lalu menyuruhnya
untuk berwudhu dan memperbagus wudhunya serta shalat dua rakaat kemudian
berdo’a dengan do’a ini,”Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dan
menghadap kepada-Mu dengan Muhammad Nabiyyurrahmah. Wahai Muhammad,
sesungguhnya aku menghadap kepada Rabbku denganmu dalam kebutuhanku ini agar
ditunaikan. Ya Allah, terimalah syafa’atnya untukku.” (HR. Ibnu Majah dan
Tirmidzi)
Mengenal Sholat Hajat
Dari penjelasan diatas, kita bisa
mengetahui mengenai dalil disunnahkannya sholat hajat. Meski Rasulullah tidak
secara gamblang memberikan nama shalat hajat pada pelaksanaan shalat tersebut,
akan tetapi para ulama sepakat jika shalat yang dimaksud adalah shalat hajat.
Shalat hajat adalah shalat yang
dilakukan oleh seorang muslim saat memiliki hajat tertentu dan ingin
dikabulkan. Shalat hajat dicontohkan Rasulullah SAW sehingga dasar hukum sunnah
dan penganjurannya pun memiliki kekuatan yang juga disepakati oleh para ulama.
Nah disini kita bisa mengetahui
setidaknya dua hal penting yang berkaitan dengan sholat hajat, yaitu motivasi
yang melatar belakangi dilaksanakannya sholat hajat dan waktu yang tepat untuk
dilaksanakannya sholat hajat.
Yang Melatar Belakangi
Dilaksanakannya Sholat Hajat
Hajat sendiri memiliki makna
kebutuhan, dengan demikian secara harfiyah sholat hajat berarti sholat untuk
meminta kepada Allah untuk memenuhi segala hal yang kita saat itu butuhkan.
Dari pengertian ini maka kita bisa mengambil kesimpulan, jika shalat hajat dilaksanakan
ketika kita menghadapi berbagai kebutuhan dan tengah menghadapi masalah serta
membutuhkan pertolonganNya.
Dalam penjelasan sebelumnya pun,
kita mengetahui jika hadits yang dikutip menceritakan tentang seorang yang
buta, yang meminta didoakan oleh Rasulullah SAW. Maka seketika Rasulullah SAW
menganjurkannya untuk berwudhu dengan wudhu yang terbaik dan melaksanakan
shalat dua rakaat, Sementara di hadits yang lain disebutkan dengan lebih jelas
jika shalat hajat dilaksanakan ketika ada kebutuhan. Kutipan hadist tersebut
adalah, “Barang siapa yang mempunyai kebutuhan kepada Allah atau kepada
seseorang dari bani Adam, maka berwudhulah dan perbaikilah wudhunya kemudian
shalatlah dua rakaat.”
Di hadist yang lain Rasulullah
SAW bersabda, “Siapa yang berwudhu dan sempurna wudhunya, kemudian shalat dua
rakaat dan sempurna rakaatnya, maka Allah berikan apa yang ia pinta cepat atau
lambat.” (HR. Ahmad)
Waktu yang Tepat untuk
Melaksanakan Sholat Hajat
Berikutnya maka timbul pertanyaan
lain, kapan waktu yang tepat untuk melaksanakan sholat hajat ? Diperhatikan
dari berbagai hadist yang telah dikemukakan diatas, maka secara umum sebenarnya
tidak ada batasan waktu untuk melaksanakan shalat hajat tersebut.
Pelaksanaan shalat hajat yang
tidak memiliki batasan waktu tersebut, mengikuti sebab yang melatar belakangi
dilaksanakannya shalat hajat tersebut. Sebagaimana yang kita ketahui, terkadang
beberapa kebutuhan dan permasalahan datang secara tiba-tiba tanpa mengenal
waktu dan tempat.
Dari beberapa hadist yang
dikemukakan diatas pun, diketahui jika Rasulullah SAW langsung menyuruh
berwudhu dan melaksanakan shalat ketika para sahabatnya menghadapi hajat. Hal
ini menunjukan jika memang shalat hajat tidak terikat oleh batasan waktu
tertentu.
Akan tetapi, harap diperhatikan
juga pada waktu-waktu yang terlarang untuk melaksanakan sholat. Beberapa waktu
terlarang dalam melaksanakan sholat diantaranya pada waktu setelah shalat ashar
dan setelah shalat shubuh hingga menjelang syuruq.
Tata Cara Sholat Hajat
Setelah kita mengenal sholat
hajat dan memahami latar belakang untuk melaksanakannya, maka kita harus
mengetahui tata cara pelaksanaan sholat hajat yang sesuai dengan yang
Rasulullah SAW contohkan.
Niat
Kaidah fiqih secara umum
menyebutkan bahwa setiap amalan harus di awali dengan niat. Pun sama halnya
dengan sholat hajat, tanpa niat pelaksanaan sholat hajat ini menjadi tertolak.
Pada dasarnya, semua niat
bertempat di hati. Akan tetapi ada pula ulama yang berpendapat jika niat
tersebut sunnah untuk di bacakan secara zahar (jelas) dengan lisan.
Niat di dalam hati adalah dengan
cara menghadirkan keinginan dan kesiapan untuk melaksanakan sholat hajat.
Sementara secara lisan, niat sholat hajat berbunyi,
USHOLLI SUNNATAL HAAJATI
RAK’ATAINI LILLAHI TA’ALA
Artinya : Aku (niat) sholat
sunat hajat 2 rakaat karena Allah ta’ala
Tata cara Shalat Hajat
Pada dasarnya tata cara sholat
hajat sama saja dengan tata cara sholat pada umumnya. Sholat hajat dilaksanakan
sebanyak minimal 2 rakaat dan paling banyak sebanyak 12 rakaat. Dengan salam
setiap 2 rakaatnya.
Adapun bacaan surat yang harus di
baca, pada hadits yang telah kita ketahui tidak ada surat khusus yang mesti
dibaca. Artinya surat atau ayat apapun bisa kita baca di dalam sholat hajat.
Meski demikian ada beberapa ulama yang memberikan pendapat, bahwa terdapat
beberapa surat yang sunnah di baca ketika di dalam shalat hajat, seperti surat
Al-Kafiruun di rakaat pertama dan surat Al-Ikhlas di rakaat kedua.
Do’a Sholat Hajat
Doa Shalat Hajat 1
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ
وَأَتَوَجَّهُ إِلَيْكَ بِمُحَمَّدٍ نَبِيِّ الرَّحْمَةِ. يَا مُحَمَّدُ، إِنِّي قَدْ
تَوَجَّهْتُ بِكَ إِلَى رَبِّي فِي حَاجَتِي هَذِهِ لِتُقْضَى. اللَّهُمَّ فَشَفِّعْهُ
فِيَّ
“Ya Allah, sesungguhnya aku
memohon kepada-Mu dan menghadap kepada-Mu dengan Muhammad Nabiyyurrahmah. Wahai
Muhammad, sesungguhnya aku menghadap kepada Rabbku denganmu dalam kebutuhanku
ini agar ditunaikan. Ya Allah, terimalah syafa’atnya untukku.”
Doa Shalat Hajat 2
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ
الْحَلِيمُ الْكَرِيمُ، سُبْحَانَ اللهِ رَبِّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ، الْحَمْدُ لِلهِ
رَبِّ الْعَالَمِينَ، أَسْأَلُكَ مُوجِبَاتِ رَحْمَتِكَ وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ وَالْغَنِيمَةَ
مِنْ كُلِّ بِرٍّ وَالسَّلاَمَةَ مِنْ كُلِّ إِثْمٍ، لاَ تَدَعْ لِي ذَنْبًا إِلاَّ
غَفَرْتَهُ وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ وَلاَ حَاجَةً هِيَ لَكَ رِضًا إِلاَّ
قَضَيْتَهَا، يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ
“Tidak ada sesembahan yang benar
melainkan Allah yang Maha Penyantun dan Mahamulia, Mahasuci Allah Rabb Arsy
yang agung, segala puji millik Allah Rabb sekalian alam, aku memohon kepada-Mu
hal-hal yang menyebabkan datangnya rahmat-Mu, dan yang menyebabkan ampunan-Mu
serta keuntungan dari tiap kebaikan dan keselamatan dari segala dosa. Janganlah
Engkau tinggalkan pada diriku dosa kecuali Engkau ampuni, kegundahan melainkan
Engkau berikan jalan keluarnya, tidak pula suatu kebutuhan yang Engkau ridhai
melainkan Engkau penuhi, wahai Yang Maha Penyayang di antara penyayang.”
Amalan Lain untuk Kesempurnaan
Shalat Hajat
Untuk menyempurnakan amalan
Shalat Hajat hendaknya disertai dengan amalan-amalan lainnya. Berikut ini
adalah beberapa amalan yang juga bisa mempercepat dikabulkannya doa.
Wudhu yang Sempurna
Dalam hadist dengan jelas
disebutkan jika sebelum melaksanakan sholat hajat, hendaklah berwudhu terlebih
dahulu dengan wudhu yang terbaik. Bahkan bisa jadi wudhu terbaik dan sholat
hajat 2 rakaat adalah satu paket amalan yang tidak bisa saling melepaskan. Karena
itu, hendaknya kita mengerjakan wudhu sebaik mungkin sebelum melaksanakan
shalat hajat tersebut.
Selain itu, hal ini bisa menjadi
bahan perenungan bagi kita, apakah wudhu yang selama ini kita kerjakan sudah
baik dan benar? Seringkali kita mengabaikan amalan-amalan yang bersifat
rutinitas sehingga hilang makna sejati yang terkandung di dalamnya, contohnya
seperti wudhu ini. Secara tidak langsung, Rasulullah seperti ingin
menyampaikan bisa jadi tidak terpenuhinya berbagai kebutuhan kita
disebabkan karena, kita lalai dalam beribadah dengan contoh wudhu yang tidak
sempurna. Wallahu a’lam
Memperbanyak Baca Istighfar
Kalimat istighfar adalah kalimat
permohonan ampun kita sebagai hamba kepada Allah, atas berbagai dosa dan
kesalahan yang kita lakukan. Sejatinya, manusia memang tidak luput dari
berbagai kesalahan baik itu disengaja atau pun tidak. Karenanya, Rasulullah
memberikan keteladanan dengan membaca setiap hari sebanyak 70 kali.
Rasulullah SAW saja yang sudah
terjamin akan ampunanNya, masih membaca istighfar setiap sebanyak 70 kali.
Rasanya kita sebagai manusia biasa harus lebih banyak dalam membaca istighfar,
sebagai bentuk pertaubatan atas berbagai kesalahan dan berharap ampunan di hari
kiamat nanti.
Disamping itu, kalimat istighfar
ini adalah solusi jika kita merasa tak berkucupan akibat rizki yang kurang.
Sebuah hadist mengatakan, Rasulullah bersabda,”Sesungguhnya seorang hamba bisa
tertahan rezkinya karena dosa yang dilakukannya.” (HR. Ahmad, Ibnu Hibban dan
Ibnu Majah)
Memperbanyak Tilawah
Al Qur’an adalah kalamNya, sebuah
tuntunan dan pedoman yang secara khusus diturunkan untuk umat manusia. Sebagai
mukjizat terbesar sepanjang masa, Al Qur’an sudah barang tentu mampu menjadi
solusi atas berbagai masalah yang dihadapi umat.
Selain bertilawah, sempatkan juga
untuk membaca terjemahan dan mentadabburinya. Insya Allah dengan manisnya iman,
kita bisa menemukan solusi atas berbagai permasalahan yang kita hadapi.
Memperbanyak sedekah
Sedekah adalah sebuah amalan yang
bisa dikategorikan amalan paling mudah. Sedekah tidak memiliki batasan, hanya
berasal dari niatan baik pun sudah termasuk dalam sedekah. Dari mulai sekedar
senyum, membuang duri di jalan hingga mengeluarkan harta di JalanNya (Infaq).
Ada banyak hadist yang
menjelaskan tentang berbagai keutamaan sedekah, diantaranya,
Barangsiapa ingin doanya terkabul
dan dibebaskan dari kesulitannya hendaklah dia mengatasi (menyelesaikan)
kesulitan orang lain. (HR. Ahmad)
Turunkanlah (datangkanlah)
rezekimu (dari Allah) dengan mengeluarkan sodaqoh. (HR. Al-Baihaqi)
Allah Tabaraka wata’ala berfirman
(di dalam hadits Qudsi): “Hai anak Adam, infaklah (nafkahkanlah hartamu),
niscaya Aku memberikan nafkah kepadamu.” (HR. Muslim)
Dan masih banyak lagi. Insya
Allah setelah melaksanakan sholat hajat lantas disertai dengan bersedekah maka
segala hajat kita akan segera lekas terkabul.
Hikmah Dibalik Sholat Hajat
Setelah kita melaksanakan sholat
hajat, maka yang harus kita periksa kembali adalah tingkat keimanan yang kita
miliki. Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui, maka sejatinya Allah pun tahu
permasalahan apa sebenarnya tengah kita hadapi dan Allah tahu solusi terbaik
apa yang tepat untuk kita.
Dengan demikian, mungkin timbul
pertanyaan lantas kenapa mesti repot-repot sholat hajat? Toh sebenarnya
Allah sudah tahu juga. Nah, sholat hajat ini adalah sebagai bentuk
keseriusan kita dalam membuktikan bahwa kita benar-benar butuh Allah SWT.
Sholat hajat dan do’a juga
sebagai bentuk pengakuan, bahwa sebenarnya kita adalah manusia yang serba
memiliki keterbatasan. Tanpa pertolongan Allah, kita amatlah lemah dan hina.
Sementara itu, kita mengakui bahwa Allah Maha Berkuasa, Maha Tinggi dan Maha
penolong serta Maha Mengabulkan do’a.
Ini penting, sebab sebagai
makhluk yang diperintahkan beribadah kepadaNya, kita tidak diperbolehkan memiliki
sifat sombong sekecil apapun. Merasa diri sanggup menyelesaikan berbagai
masalah dan merasa sanggup memenuhi berbagai kebutuhan tanpa meminta
pertolongan Allah pun sudah masuk dalam kategori sombong.