Sarana bersilaturrahmi keluarga besar Kadansa |
Di
dalam menjalankan perintah Allah SWT pasti ada hikmah dan kebaikan, namun
sebaliknya di dalam melanggarnya terdapat bencana dan kebinasaan. Diantara
sekian banyak perintah Allah kepada hamba-Nya adalah perintah untuk menyambung
silaturrahmi atau kekerabatan baik secara umum dengan sesama umat islam ataupun
secara khusus dengan keluarga.
Nabi SAW bersabda (yang artinya) :
"Barang siapa yang ingin dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi".
"Ar-rahim (kekerabatan) itu tergantung di Arsy. Ia berkata: "Barang
siapa yang menyambungku, maka Allah akan menyambungnya. Dan barang siapa yang
memutusku, maka Allah akan memutus hubungan dengannya".
Keluarga besar kadansa yg gemar bersilaturahmi |
"Orang yang menyambung silaturahmi itu, bukanlah yang menyambung hubungan
yang sudah terjalin, akan tetapi orang yang menyambung silaturahmi ialah orang
yang menjalin kembali hubungan kekerabatan yang sudah terputus".
Oleh karena itu, sambunglah hubungan silaturahmi dengan kerabat-kerabat kita,
meskipun mereka memutuskannya. Sungguh kita akan mendapatkan balasan yang baik
atas mereka. Diriwayatkan, telah datang seorang lelaki kepada Rasulullah SAW dan berkata:
"Wahai Rasulullah, aku mempunyai kerabat. Aku menyambung hubungan dengan
mereka, akan tetapi mereka memutuskanku. Aku berbuat baik kepada mereka, akan
tetapi mereka berbuat buruk terhadapku. Aku berlemah lembut kepada mereka, akan
tetapi mereka kasar terhadapku," maka Nabi SAW bersabda (yang artinya),
"Apabila engkau benar demikian, maka seakan engkau menyuapi mereka pasir
panas, dan Allah akan senantiasa tetap menjadi penolongmu selama engkau berbuat
demikian."
Dari Jubair bin Mut'im bahwasanya Nabi SAW telah bersabda (yang artinya):
"Tidaklah masuk surga orang yang suka memutus, ( memutus tali
silaturahmi)".
Memutus tali silaturahmi yang paling besar, yaitu memutus hubungan dengan orang
tua, kemudian dengan kerabat terdekat, dan kerabat terdekat selanjutnya.
Marilah kita melihat diri kita masing-masing, sanak keluarga kita!
Sudahkah kita menunaikan kewajiban atas mereka dengan
menyambung tali silaturahmi?
Sudahkah kita berlemah lembut terhadap mereka?
Sudahkah kita tersenyum tatkala bertemu dengan mereka?
Sudahkah kita mengunjungi mereka?
Sudahkah kita mencintai, memuliakan, menghormati, saling
menunjungi saat sehat, saling menjenguk ketika sakit? Sudahkah kita membantu
memenuhi atau sekedar meringankan yang mereka butuhkan?
Ada manusia yang tidak mau memandang dan menganggap sanak kerabatanya sebagai
keluarga. Dia tidak mau bergaul dengan karib kerabat dengan sikap yang
sepantasnya diberikan sebagai keluarga. Dia tidak mau bertegus sapa dan
melakukan perbuatan yang bisa menjalin hubungan silaturahmi. Begitu pula, ia
tidak mau menggunakan hartanya untuk hal itu. Sehingga ia dalam keadaan serba
kecukupan, sedangkan sanak keluarganya dalam keadaan kekurangan. Dia tidak mau
menyambung hubungan dengan mereka. Padahal, terkadang sanak keluarga itu
termasuk orang-orang yang wajib ia nafkahi karena ketidakmampuannya dalam
berusaha, sedangkan ia mampu untuk menafkahinya. Akan tetapi, tetap saja ia
tidak mau menafkahinya.
Dari sini terlihat jelas, betapa pentingnya menyambungkan tali silaturahmi
dan memperkuat nilai persaudaraan tersebut. Betapa tidak! Dengan
silaturahmi maka akan terjalin rasa kasih sayang dengan sesama manusia,
bahkan dengan makhluk Allah lainnya. Bila ini terjadi maka rahmat dan
kasih sayang Allah pun akan turun dan menaungi hidup kita.Tapi sebaliknya,
rahmat dan kasih sayang Allah akan menjauh bila tali silaturahmi sudah terputus
di antara kita. Rasulullah SAW
bersabda, "Sesungguhnya rahmat Allah tidak akan turun kepada suatu kaum
yang di dalamya ada orang yang memutuskan tali persaudaraan".
Silaturahmi adalah kunci terbukanya rahmat dan pertolongan Allah SWT. Dengan
terhubungnya silaturahmi, maka ukhuwah Islamiyah akan terjalin dengan
baik. Ini sangat penting. Sebab, agaimana pun besarnya umat Islam secara
kuantitatif, sama sekali tidak ada artinya, laksana buih di lautan yang
mudah diombang-ambing gelombang, bila di dalamnya tidak ada persatuan dan
kerja sama untuk taat kepada Allah.
Oleh karena itu, tetap sambungkanlah tali silaturahmi. Berhati-hatilah dari
memutuskannya. Masing-masing kita akan datang menghadap Allah dengan membawa
pahala bagi orang yang menyambung tali silaturahmi. Atau ia menghadap dengan
membawa dosa bagi orang yang memutus tali silaturahmi. Marilah kita memohon
ampun kepada Allah Ta'ala, karena sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar