Arsip Blog

Senin, 23 April 2018

MEMBASAHI BIBIR DENGAN DZIKIR


Bismillah awal kaki melangkah. Mestinya kalimat inilah yang harus diucapkan ketika hendak beraktifitas. Tapi, disadari atau tidak, kita sering terlena dan tertipu oleh penampilan dan gaya hidup. Lebih mementingkan keindahan tubuh, kerapian pakaian, asyik dengan dandanan dan aksesoris yang wah. Sementara melupakan tujuan yang mulia ini, zikir kepada allah. Zikir disaat sempit, menghindar dari kejaran waktu yang begitu menghimpit, untuk mensiasati hari agar tidak pailit.
Pastikan! Setiap saat bibir selalu bergetar melafadzkan bait-bait ilahi. Detak jantung selalu senada dengan makna yang dikandungnya. Derap langkah mengiringi hati yang sedang berkomunikasi dengan Tuhan. Setiap tarikan nafas adalah gemuruh zikir. Laa haula wa laa quwwata illa billaah

Nah, permasalahannya tentu agak repot, bagaimana mungkin disaat sibuk bibir bergetar untukzikir? Sepertinya kelihatan norak, malah nanti bisa di kirasok alim dan sok suci. Namun, jika zikir itu sudah menjadi menu gizi dan ‘santapan’ sehari-hari, tidaklah sulit untuk zikir di dalam hati. Bibir terkatup, namun hatinya bergelora dengan samudera zikir. Sungguh indah! Nikmat rasanya!
Jika anda bertanya, zikir di dalam hati, apakah malaikat itu mendengar atau tidak? Maksudnya ditulis dalam buku catatan amal? Nah, dalam hal ini para ulama berbeda pendapat. Pendapat pertama, zikir di dalam hati itu dicatat malaikat. Indikasinya, Allah menjadikan amal itu seperti angin yang beraroma wangi, lalu malaikat menulisnya sebagai amal saleh. Pendapat kedua, tidak. Karena malaikat itu tidak mendengar, tidak mengetahui isi hati, kecuali Allah. 
Dalam kitab al-Adzkar , banyak zikir yang bisa anda pilih, tergantung selera dan kebutuhan. Imam Malik dalam karya monumentalnya. Dari Abi Hurairah RA, bahwasannya Baginda Rasul SAW., bersabda, 

Barangsiapa membaca laa ilaaha illallah wahdahulaa syariikalahu, lahulmulku walahulhamdu wahuwa ‘alaa kulli syai-in qodiir’’ 

 sehari seratus kali, maka baginya seperti memerdekakan seratus hamba sahaya, ditulis baginya seratus kebaikan, dihapus seratus kejelekan, dan baginya (bacaan ini) merupakan benteng dari setan hingga sore. Dan tidak ada orang yang lebih baik darinya, kecuali jika ada seseorang yang membaca lebih banyak.”
Allah senang ketika nama-Nya disebut, meski dia itu orang kafir. Allah merasa cemburu ketika nama-Nya disebut oleh orang kafir dan Allah tidak bosan mendengarnya sehingga ia merasa bosan sendiri. Mengiringi hari-hari yang rumit, terdesak oleh kebutuhan, disitulah penulis mencoba mencari jalan keluarnya. Ada bisikan di sudut waku untuk mencari mencari referensi zikir dari kitab yang sudah diijazahkan. Continue melakukan zikir pada sepertiga malam terakhir, dengan jumlah tertentu. Setiap hela nafas, selama jiwa masih dikandung raga, selama detak jantung bergetar. Yakinlah, jika anda melakukannya dengan isthiqomah, pada saatnya nanti anda juga akan merasakan rengkuhan kasih saying Allah yang begitu mendalam. Ya, begitu mendalam!
Istigfar. Memohon ampun kepda Allah merupakan pengakukan yang tulus yang keluar dari lubuk hati yang paling dalam. Sadar akan diri ini insandhaif yang tak kuasa atas sesuatu kecuali dengan kehendak-Nya. Diakui atau tidak, kita sering berbuat nista dan durhaka kepada Allah. Istigfar membersihkan jiwa dari kotoran-kotoran yang melekat untuk diisi dengan cahaya ilahi. Istigfar melunturkan sifat ke-aku-an, egois, angkuh, dan takabur. Bagaimana mungkin kita memohon, sementara kita masih tinggi hati? Barangsiapa banyak membaca istigfar, maka Allah akan memudahkan urusannya.
Sholawat Nabi sebagai mediator untuk menetralisir aura, meredam hawa panas dala jiwa. Ketika seseorang membaca sholawat, seketika itu juga malaikat yang bertugas menjaga makam Nabi menyampaikan salamnya kepada Beliau, bahwasannya si Fulan telah mengirim salam, dan baginda Nabi pun menyampaikan salamnya kembali kepada si Fulan. Salam yang penuh berkah dan kesejahteraan.
Kalimat at-Thayyibah. Inilah kalimat yang paling absolut di muka bumi ini. Paling afdhal diucapkan oleh seseorang yang mengaku dirinya beridentitas muslim. Memberantas ketergantungan dengan makhluk, membersihkan hati dari sarang berhala-berhala duniawi. Menafikan bahwa tiada ilah selain Allah yang berhak disembah.
Inilah gubahan syair Imam al-Ghazali dalam bahar wafir 
adakah engkau ingin banyak harta, dan didengar omonganmu dalam forum bicara, juga beroleh cinta yang menyejukkan hati dari setiap wanita dan laki-laki, serta kaya raya dan hidup bahagia, juga berwibawa, mulia dari banyak harta, engkau meratapi peristiwa dan tipu daya dari para seteru dan pihak penguasa; maka bacalah Ya Hayyu Ya Qoyyuum seribu kali, tunaikanlah setiap malam hari, boleh malam atau siang hari, karena yang demikian itulah segala yang mahal menjadi murah, lakukan dengan continue jangan tertinggal atau lalai, karena dengan begitu engkau akan mencapai tingkat yang tertinggi.” Mulai detik ini sirami hatimu dengan air kesejukan, basahi bibirmu dengan zikir. Kalau tidak sekarang kapan lagi?. Wallahu ‘alam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar