Arsip Blog

Kamis, 05 April 2018

KEHIDUPAN DUNIA

Semoga kehidupan kita selalu di Ridhoi Allah SWT
Kehidupan dunia itu terlihat begitu indah menawan di mata siapa saja yang melihat dan memandangnya. Tahta, jabatan, wanita, keturunan, harta, benda, dan seterusnya. Keseluruhannya itu nampak begitu menggoda dan membuai normalnya jiwa manusia tergoda dan berhasrat untuk menggapai dan menikmatinya. Akan tetapi sungguh, segala yang terlihat indah di mata itu sejatinya akan jauh lebih indah jika ditunggu sebentar saja nanti ketika datang kampung kekelan di akhirat. Adapun orang-orang yang terlena dan tergoda sehingga tak dapat menahan kecuali memetik dan menikmatinya, sungguh cepat ataupun lambat segala sesuatu yang dinikmatinya itu akan layu dan nampak suram dan bencana yang sangat mencekam. Demikianlah Allah menguji hamba-hamba-Nya agar dapat terlihat mana di antara mereka yang benar-benar jujur dan taat mematuhi segala titah-Nya, dan mana di antara mereka yang terburu-buru menikmati keindahan sebelum datang waktunya.

Makna dunia dari segi bahasa: bersasal dari kata دَنَا  yang artinya dekat, sebgaimana disebutkan dalam Al Qur’an :

إِذۡ أَنتُم بِٱلۡعُدۡوَةِ ٱلدُّنۡيَا وَهُم بِٱلۡعُدۡوَةِ ٱلۡقُصۡوَىٰ وَٱلرَّڪۡبُ أَسۡفَلَ مِنڪُمۡ‌ۚ وَلَوۡ تَوَاعَدتُّمۡ لَٱخۡتَلَفۡتُمۡ فِى ٱلۡمِيعَـٰدِ‌ۙ وَلَـٰكِن لِّيَقۡضِىَ ٱللَّهُ أَمۡرً۬ا ڪَانَ مَفۡعُولاً۬ لِّيَهۡلِكَ مَنۡ هَلَكَ عَنۢ بَيِّنَةٍ۬ وَيَحۡيَىٰ مَنۡ حَىَّ عَنۢ بَيِّنَةٍ۬‌ۗ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَسَمِيعٌ عَلِيمٌ (٤٢)

Artinya : “(Yaitu di hari) ketika kamu berada di pinggir lembah yang dekat dan mereka berada di pinggir lembah yang jauh sedang kafilah itu berada di bawah kamu. Sekiranya kamu mengadakan persetujuan (untuk menentukan hari pertempuran), pastilah kamu tidak sependapat dalam menentukan hari pertempuran itu, akan tetapi (Allah mempertemukan dua pasukan itu) agar Dia melakukan suatu urusan yang mesti dilaksanakan, yaitu agar orang yang binasa itu binasanya dengan keterangan yang nyata dan agar orang yang hidup itu hidupnya dengan keterangan yang nyata (pula). Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui,” (Qs. Al-Anfaal ( 8 : 42)

Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KKBI) kata “dekat” dapat diartikan tidak jauh, hampir, maupun rapat tergantung dengan bunyi kalimatnya. Karenanya kata dekat dapat dijabarkan bahwa:

Sesuatu yang dekat tidak memerlukan tenaga, waktu dan fikiran yang membuat habis-habisan. Singkat dan cepat . Dan juga berasal dari kata: دَنِىَ – يَدْنِيْ , yang artinya : hina atau rendah dalam hadits:

أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  مَرَّ بِالسُّوْقِ دَاخِلًا مِنْ بَعْضِ الْعَالِيَةِ وَالنَّاسُ كَنَفَتَهُ. فَمَرَّ بِجَدْيٍ أَسَكَّ مَيِّتٍ فَتَنَاوَلَهُ فَأَخَذَ بِأُذُنِهِ ثُمَّ قَالَ: ))أَيُّكُمْ يُحِبُّ أَنَّ هَذَا لَهُ بِدِرْهَمٍ (( فَقَالُوْا: مَا نُحِبُّ أَنَّهُ لَنَا بِشَيْءٍ وَمَا نَصْنَعُ بِهِ قال:(( أَتُحِبُّوْنَ أَنَّهُ لَكُمْ )) قَالُوْا: وَاللهِ لَوْ كَانَ حَيًّا كَانَ عَيْبًا فِيْهِ لِأَنَّهُ أَسَكُّ. فَكَيْفَ وَهُوَ مَيِّتٌ فَقَالَ: (( فَوَاللهِ لَلدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللهِ مِنْ هَذَا عَلَيْكُمْ

“Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berjalan melewati pasar sementara banyak orang berada di dekat Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Beliau berjalan melewati bangkai anak kambing jantan yang kedua telinganya kecil. Sambil memegang telinganya Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa diantara kalian yang berkenan membeli ini seharga satu dirham?” Orang-orang berkata, “Kami sama sekali tidak tertarik kepadanya. Apa yang bisa kami perbuat dengannya?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apakah kalian mau jika ini menjadi milik kalian?” Orang-orang berkata, “Demi Allâh, kalau anak kambing jantan ini hidup, pasti ia cacat, karena kedua telinganya kecil, apalagi ia telah mati?”

Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

فَوَاللهِ لَلدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللهِ مِنْ هَذَا عَلَيْكُمْ

“Demi Allâh, sungguh, dunia itu lebih hina bagi Allâh daripada bangkai anak kambing ini bagi kalian.” (HR. Muslim)

Penjelasan: jika dunia sifat asalnya adalah hina atau rendah, maka tdklah pantas bagi orang yg beriman atau manusia yg berakal sehat berlomba-lomba memperebutkan sesuatu yang hina dan rendah

Hakikat Dunia dalam al-Qur’an dan As-Sunnah:

Dunia adalah Ujian (Qs. Al Mulk [67] : 2)

Ayat tersebut ditafsirkan yakni siapa yang amalannya paling ikhlas (akhlasuhu) dan paling benar (ashwabuhu) ….Allah Ta’ala memberlakukan berbagai perintah dan larangan untuk mereka dan diuji dgn berbagai keinginan hawa nafsu yang memalingkan mereka dari perintah-Nya. Barangsiapa yang tunduk pada perintah Allah dan melakukan amalan baik, maka Allah akan memberi pahala yg baik di dunia dan di akhirat. Namun siapapun yang condong pada hawa nafsunya dan tidak menghiraukan perintah Allah maka akan mendapatkan balasan yang buruk… (Tafsir As-Sa’dy).

Dunia adalah Fatamorgana (Qs. Ibrahim [14]:14; Qs.AN-Nur[ 24]:39)
Ditafsirkan sebagai tanah datar yang tidak ada pepohonan dan tumbuhannya yang disangka air oleh orang yang sangat kehausan, padahal itu adalah halusinasi yang batil, lalu ia bermaksud utk menghilangkan rasa hausnya… (Tafsir As-Sa’dy).

Dunia seperti fatamorgana yang bermakna sesuatu yg menipu, bukan hakiki, nampak secara lahiriyah akan membahagiakan, namun jika tdk dituntun oleh syariat maka dunia adalah laksana fatamorgana yg tdk akan memenuhi obsesi.

Dunia itu dilaknat
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, Nabi bersabda :

أَلَا إِنَّ الدُّنْيَا مَلْعُونَةٌ مَلْعُونٌ مَا فِيهَا إِلَّا ذِكْرُ اللَّهِ وَمَا وَالَاهُ وَعَالِمٌ أَوْ مُتَعَلِّمٌ

“Ketahuilah sesungguhnya dunia itu terlaknat dan segala isinya pun juga terlaknat, kecuali dzikir kepada Allah dan apa yang berkaitan dengannya, dan orang yang berilmu atau orang yang belajar.”(HR. At-Tirmidzi)

Penjelasan:

Dunia pada asalnya terlaknat (dimurkai oleh Allah) jika ia keluar dari tuntunan agama (syariat)
Hadits di atas menunjukkan keutamaan zikrullah, orang yang berilmu dan orang yang menuntut ilmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar