Semoga kehidupan kita selalu di Ridhoi Allah SWT |
Kehidupan dunia itu terlihat
begitu indah menawan di mata siapa saja yang melihat dan memandangnya. Tahta,
jabatan, wanita, keturunan, harta, benda, dan seterusnya. Keseluruhannya itu
nampak begitu menggoda dan membuai normalnya jiwa manusia tergoda dan berhasrat
untuk menggapai dan menikmatinya. Akan tetapi sungguh, segala yang terlihat
indah di mata itu sejatinya akan jauh lebih indah jika ditunggu sebentar saja
nanti ketika datang kampung kekelan di akhirat. Adapun orang-orang yang terlena
dan tergoda sehingga tak dapat menahan kecuali memetik dan menikmatinya,
sungguh cepat ataupun lambat segala sesuatu yang dinikmatinya itu akan layu dan
nampak suram dan bencana yang sangat mencekam. Demikianlah Allah menguji
hamba-hamba-Nya agar dapat terlihat mana di antara mereka yang benar-benar
jujur dan taat mematuhi segala titah-Nya, dan mana di antara mereka yang
terburu-buru menikmati keindahan sebelum datang waktunya.
Makna dunia dari segi
bahasa: bersasal dari kata دَنَا
yang artinya dekat, sebgaimana disebutkan dalam Al Qur’an :
إِذۡ أَنتُم بِٱلۡعُدۡوَةِ ٱلدُّنۡيَا وَهُم
بِٱلۡعُدۡوَةِ ٱلۡقُصۡوَىٰ وَٱلرَّڪۡبُ أَسۡفَلَ مِنڪُمۡۚ وَلَوۡ تَوَاعَدتُّمۡ
لَٱخۡتَلَفۡتُمۡ فِى ٱلۡمِيعَـٰدِۙ وَلَـٰكِن لِّيَقۡضِىَ ٱللَّهُ أَمۡرً۬ا ڪَانَ
مَفۡعُولاً۬ لِّيَهۡلِكَ مَنۡ هَلَكَ عَنۢ بَيِّنَةٍ۬ وَيَحۡيَىٰ مَنۡ حَىَّ عَنۢ
بَيِّنَةٍ۬ۗ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَسَمِيعٌ عَلِيمٌ (٤٢)
Artinya
: “(Yaitu di hari) ketika kamu berada di
pinggir lembah yang dekat dan mereka berada di pinggir lembah yang jauh sedang
kafilah itu berada di bawah kamu. Sekiranya kamu mengadakan persetujuan (untuk
menentukan hari pertempuran), pastilah kamu tidak sependapat dalam menentukan
hari pertempuran itu, akan tetapi (Allah mempertemukan dua pasukan itu) agar
Dia melakukan suatu urusan yang mesti dilaksanakan, yaitu agar orang yang
binasa itu binasanya dengan keterangan yang nyata dan agar orang yang hidup itu
hidupnya dengan keterangan yang nyata (pula). Sesungguhnya Allah Maha Mendengar
lagi Maha Mengetahui,” (Qs. Al-Anfaal ( 8 : 42)
Dalam
kamus besar bahasa Indonesia (KKBI) kata “dekat”
dapat diartikan tidak jauh, hampir, maupun rapat tergantung dengan bunyi
kalimatnya. Karenanya kata dekat dapat dijabarkan bahwa:
Sesuatu
yang dekat tidak memerlukan tenaga, waktu dan fikiran yang membuat
habis-habisan. Singkat dan cepat . Dan juga berasal dari kata: دَنِىَ
– يَدْنِيْ , yang artinya : hina atau rendah dalam
hadits:
أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ
بِالسُّوْقِ دَاخِلًا مِنْ بَعْضِ الْعَالِيَةِ وَالنَّاسُ كَنَفَتَهُ. فَمَرَّ
بِجَدْيٍ أَسَكَّ مَيِّتٍ فَتَنَاوَلَهُ فَأَخَذَ بِأُذُنِهِ ثُمَّ قَالَ:
))أَيُّكُمْ يُحِبُّ أَنَّ هَذَا لَهُ بِدِرْهَمٍ (( فَقَالُوْا: مَا نُحِبُّ
أَنَّهُ لَنَا بِشَيْءٍ وَمَا نَصْنَعُ بِهِ قال:(( أَتُحِبُّوْنَ أَنَّهُ لَكُمْ
)) قَالُوْا: وَاللهِ لَوْ كَانَ حَيًّا كَانَ عَيْبًا فِيْهِ لِأَنَّهُ أَسَكُّ.
فَكَيْفَ وَهُوَ مَيِّتٌ فَقَالَ: (( فَوَاللهِ لَلدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللهِ
مِنْ هَذَا عَلَيْكُمْ
“Sesungguhnya
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berjalan melewati pasar sementara banyak
orang berada di dekat Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Beliau berjalan
melewati bangkai anak kambing jantan yang kedua telinganya kecil. Sambil
memegang telinganya Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa
diantara kalian yang berkenan membeli ini seharga satu dirham?” Orang-orang
berkata, “Kami sama sekali tidak tertarik kepadanya. Apa yang bisa kami perbuat
dengannya?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apakah kalian mau
jika ini menjadi milik kalian?” Orang-orang berkata, “Demi Allâh, kalau anak
kambing jantan ini hidup, pasti ia cacat, karena kedua telinganya kecil,
apalagi ia telah mati?”
Beliau
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
فَوَاللهِ
لَلدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللهِ مِنْ هَذَا عَلَيْكُمْ
“Demi Allâh, sungguh, dunia itu lebih
hina bagi Allâh daripada bangkai anak kambing ini bagi kalian.” (HR. Muslim)
Penjelasan:
jika dunia sifat asalnya adalah hina atau rendah, maka tdklah pantas bagi orang
yg beriman atau manusia yg berakal sehat berlomba-lomba memperebutkan sesuatu
yang hina dan rendah
Hakikat
Dunia dalam al-Qur’an dan As-Sunnah:
Dunia
adalah Ujian (Qs. Al Mulk [67] : 2)
Ayat
tersebut ditafsirkan yakni siapa yang amalannya paling ikhlas (akhlasuhu) dan
paling benar (ashwabuhu) ….Allah Ta’ala memberlakukan berbagai perintah dan
larangan untuk mereka dan diuji dgn berbagai keinginan hawa nafsu yang
memalingkan mereka dari perintah-Nya. Barangsiapa yang tunduk pada perintah
Allah dan melakukan amalan baik, maka Allah akan memberi pahala yg baik di
dunia dan di akhirat. Namun siapapun yang condong pada hawa nafsunya dan tidak
menghiraukan perintah Allah maka akan mendapatkan balasan yang buruk… (Tafsir
As-Sa’dy).
Dunia
adalah Fatamorgana (Qs. Ibrahim [14]:14; Qs.AN-Nur[ 24]:39)
Ditafsirkan
sebagai tanah datar yang tidak ada pepohonan dan tumbuhannya yang disangka air
oleh orang yang sangat kehausan, padahal itu adalah halusinasi yang batil, lalu
ia bermaksud utk menghilangkan rasa hausnya… (Tafsir As-Sa’dy).
Dunia
seperti fatamorgana yang bermakna sesuatu yg menipu, bukan hakiki, nampak
secara lahiriyah akan membahagiakan, namun jika tdk dituntun oleh syariat maka
dunia adalah laksana fatamorgana yg tdk akan memenuhi obsesi.
Dunia
itu dilaknat
Dari
Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, Nabi bersabda :
أَلَا إِنَّ
الدُّنْيَا مَلْعُونَةٌ مَلْعُونٌ مَا فِيهَا إِلَّا ذِكْرُ اللَّهِ وَمَا
وَالَاهُ وَعَالِمٌ أَوْ مُتَعَلِّمٌ
“Ketahuilah
sesungguhnya dunia itu terlaknat dan segala isinya pun juga terlaknat, kecuali
dzikir kepada Allah dan apa yang berkaitan dengannya, dan orang yang berilmu
atau orang yang belajar.”(HR. At-Tirmidzi)
Penjelasan:
Dunia pada
asalnya terlaknat (dimurkai oleh Allah) jika ia keluar dari tuntunan agama
(syariat)
Hadits di atas
menunjukkan keutamaan zikrullah, orang yang berilmu dan orang yang menuntut
ilmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar